10 Jul 2009

Oleh-Oleh dari Bali Vegetarian Tour (Part 3)

Baca Part 1 di sini dan dan Part 2 di sini
Oleh : Liliyana Waty
Hari ke -4 (30 Jun 2009)

Pagi-pagi telpon di kamar saya berbunyi, ternyata Merry, yang menanyakan apakah semalam ada lihat barang tertinggal di bus? Rupanya dia dan keluarga baru tersadar satu tas hitam berisi handycam dan tustel digitalnya tidak ada. Saya lalu teringat, kemarin waktu keluar dari Gunung Kawi, saat bertemu Apau, Lina dan ketiga anak mereka yang sedang duduk di depan toko sambil minum, saya melihat sebuah tas, yang waktu itu sempat saya tanyak ke Apau, milik siapa? Karena tidak ada yang merasa memiliki maka kami pun meninggalkan toko minuman itu tanpa membawa tas tersebut. Kami juga tidak terpikir bahwa itu milik Merry. Rupanya Dharmawan, suami Merry lupa membawa pulang dan meninggalkannya di depan toko minuman tersebut.

Terpaksa Merry, dengan untung-untungan kembali menuju Gunung Kawi, berusaha menemukan kembali barangnya, mengingat orang Bali kebanyakan sangat jujur. Sambil menunggu anak Pak Pur menjemput Merry, kami semua diantar ke Water Boom Bali. Sebenarnya jadwal hari ini rafting ke daerah Ubud, berhubung kemarin baru ke Ubud dan takut membosankan maka jadwal hari ini kami tukar dengan jadwal hari ke-5. Jadi hari ini kami ke Waterboom dulu. Jadwalnya kami hanya sampai pukul 13.00 di Waterboom dan melanjutkan ke GWK, pantai Padang-Padang, dan Uluwatu. Tapi semua anak-anak request agar main lebih lama lagi di Water Boom yaitu sampai jam tutup operasional pada pukul 18.00. Para orang tua setuju saja, karena di seberang Water Boom, ada Mall Discovery yang di belakangnya adalah Pantai Kuta yang sudah terkenal ke seluruh dunia itu, jadi jika bosan di Water Boom, para orang tua bisa main ke Mall di seberang.

Limey beraksi di belakang Mall, di depan sebuah cafe di tepi pantai

Sementara itu jadwal ke GWK kami ganti ke hari ke – 6. Masalah tour ke Tanah Lot menjadi candaan kami, karena diundur terus hari demi hari, setiap hari tidak sempat, maklum peserta tour tarik-tarik waktu terus. Saya pun bercanda mengatakan, "Bungkus saja Tanah Lot nya, dan kirim ke Jakarta." Tapi akhirnya pada hari ke-7 tercapai juga ke Tanah lot. Jadi semua obyek wisata yang diagendakan akhirnya terpenuhi.

Hari itu Water Boom ini sangat ramai sekali, turis lokal dan turis asing berbaur.


Harga masuk yang sempat saya lihat tertera di loket adalah US $ 23 untuk dewasa dan US$ 13 untuk anak-anak. Begitu masuk ke dalam, anak-anak segera ganti baju dan menghambur untuk bermain air, tinggallah kami para orang tua yang sibuk membereskan baju dan memasukannya ke loker. Jadilah kami semua terpisah, terpisah dari anak-anak dan terpisah dari teman-teman tour, karena semua sibuk mencari wahana yang diinginkan. Sebenarnya cuaca pada hari itu sangat panas, tapi di dalam Water Boom terasa sejuk karena penuh ditumbuhi pohon-pohonan. Tamannya juga indah dan asri.Tempat tunggunya juga enak karena banyak sekali gazebo yang tersedia. Fasilitas lainnya adalah retail shop, spa, pool bar, hot spot dan sebagainya. Banyak sekali wahana air yang seru di sini. Dua wahana seru yang diminati dan selalu diceritakan oleh Limey, Metta dan Steven tentang betapa serem dan asyiiknya adalah Smashdown dan Boomerang. Di Smashdown, mereka meluncur dengan kecepatan 70 km/perjam lurus ke bawah setelah menaiki 8 tingkat tangga.Lain lagi dengan Boomerang, jantung serasa copot karena meluncur seru dari ketinggian 20 meter. Diawali dengan memutar, meluncur ke bawah dengan kencang, lalu di dorong ke atas lagi (seperti dilempar) dan kemudian meluncur ke bawah lagi dengan kencang. Kami yang duduk-duduk di depan Boomerang, selalu mendengar teriakan kengerian tapi dengan wajah tertawa dari orang-orang yang bermain. Seruuuuuu sekali Sayang antriannya sangat panjang sehingga saya tidak tidak sempat mencoba wahana ini.Limey dan Metta sedang antri wahana Bo0merang yang asyikk banget.

Suami saya memilih tak ikut bermain hanya duduk-duduk minum kopi di food court, sedangkan mama dan saya menunggu agak sore dulu baru bermain. Saya dan mama hanya main dari pukul 14.30 sampai 16.30, sudah cukup melelahkan. Setelah itu mandi dan pergi ke Mall.

Sementara itu Merry sudah berangkat ke Gunung Kawi dan menghabiskan waktu lima jam bolak balik. Waktu yang lama ini akhirnya tidak sia-sia karena akhirnya handycam dan kameranya ketemu dengan utuh karena disimpan oleh pemilik kios minuman dengan aman. Kami pun semua ikut lega dan gembira. Sungguh, kepribadian orang Bali membuat kami salut, bandingkan dengan di Jakarta, jangankan ketinggalan sehari, lima menit saja barang langsung hilang. Jangankan barang tertinggal, yang disimpan saja bisa hilang dicuri. Inilah daya tarik Bali, masyarakatnya yang jujur, membuat turis merasa aman, selain tentu saja adat istiadat yang unik dan keindahan alamnya yang luar biasa sehingga selalu membuat saya rindu untuk kembali.

Anak-anak sungguh sangat bersemangat, mereka benar-benar sanggup bermain seharian. Setelah Water Boom tutup barulah mereka berhenti dan semua menyeberang menuju Discovery Mall. Kamipun menuju belakang Mall dan duduk-duduk menunggu sunset. Pantai ramai sekali, ada bermain pasir atau duduk-duduk, ada yang bermain air, berenang, atau bergaya di depan kamera


atau duduk santai menghadap laut sambil minum segelas kopi atau teh atau juice di cafe-cafe di depan pantai sambil menikmati alunan musik.


Tibalah saatnya makan malam. Hari ini kami diajak makan malam ke Plaza Bali. Plaza bali yang dibuka pada th 1991 adalah sebuah tempat belanja yang unik. Mencampurkan elemen kebudayaan Bali yang gembira dengan lingkungan santai yang nyaman, serta staf multibahasa yang bersahabat. Walaupun asli perusahaan Indonesia tapi service dan kualitasnya sudah memenangkan penghargaan Internasional. Kita bisa bersantai dan menangkap suasana hening kebun yang ditata dengan indah di sini.

Kami diajak ke sebuah restoran Chinese Food, restoran yang menyediakan menu vegetarian dan non vegetarian. Restoran ini ramai sekali. Hari itu terlihat banyak juga tamu dari tour-tour lain . Kami dihidangkan 8 menu vegetarian yang sangat eeenak sekali. Menurut info, kokinya yang jago masak menu vegetarian ini berasal dari Hongkong.

Sementara di samping restoran ada panggung seni yang sedang mempertunjukkan tari Bali. Banyak turis-turis asing duduk santai menontonnya.Penari-penari ini komunikatif, pada akhir tarian mereka mengajak penonton ikut menari. Dengan antusias beberapa penonton yang warga negara asing pun segera naik panggung sementara teman-temannya segera mengabadikan moment ini.

Hari ini rasanya kelelahan tak tertahankan lagi, maka untuk mengendurkan urat saya, suami, Steven anak kami, mamaku dan Limey adikku minta supir mengantar kami ke Aroma Mimpi Rreflexology di Jalan Pantai Kuta. Selama satu jam kami mengendurkan ura-urat di sana. Steven pun ketiduran saking lelahnya. Akhirnya kami minta tolong pegawai Aroma Mimpi mengangkat Steven yang bb nya hampir 40 kg ini ke dalam taxi. Pegawai Aroma Mimpi yang angkat Steven yang tertidur sampai termiring-miring, semakin lama semakin turun, untunglah Steven tidak sampai jatuh ke lantai.

Kini urat-urat kami tidak tegang lagi, kami siap tempur untuk rafting besok dan water sports di Tanjung Benoa lusa. Nantikan cerita yang lebih seru selanjutnya hanya di blog ini. Bersambung ke part 4

No comments:

Post a Comment

Ingin mendapatkan pemberitahuan update artikel dari New Vegetarian Planet langsung ke alamat Email Anda? Silahkan masukkan email Anda di bawah ini, setelah itu masuk ke inbox email Anda untuk mengaktifkan email dari FeedBurner:

Delivered by FeedBurner

From Me

New Vegetarian Planet is dedicated to promote understanding and respect for vegetarian lifestyles either from aspecs of spiritual, ethics, health, environment et cetera. May be copied only for personal use or by not-for-profit organizations. All copied and reprinted material written by me must contain weblog link http://www.newvegeplanet.blogspot.com
Finally, I hope more people will understand the reasons for choosing a vegetarian way of life. Come on to hold hands, we struggle for the safety of humans, animals, and this beloved earth through vegetarianism.
Best regards Liliyana Waty